Kalau The Fed Tidak Pangkas Suku Bunga, Bagaimana Pengaruhnya ke Rupiah?
admin4
- 0
Suku bunga The Federal Reserve (the Fed) atau Fed Funds Rate (FFR) diproyeksikan turun mulai pada kuartal III-2024. Namun, seandainya hal itu tak terjadi akan mengakibatkan volatilitas pada imbal hasil US treasury, yang mana dapat mempengaruhi arus modal ke pasar negara berkembang, termasuk ke Indonesia.
Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman, menilai seandainya penurunan suku bunga The Fed tak terjadi akan berdampak kepada skor tukar rupiah yang akan kian melemah.
Mengenai penurunan suku bunga The Fed bagaimana seandainya tak ada penurunan, ini dapat mengakibatkan volatilitas pada covecasualrestaurant.com imbal hasil US treasury, di mana peningkatan volaitilitas imbal hasil US Treasury ini dapat mempengaruhi arus modal atau arus dana ke emerging market termasuk ke Indonesia dan mengurangi kestabilan skor tukar,\\” kata Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman, kepada, di Jakarta, Jumat (24/5/2024).
Kalau skor tukar rupiah terganggu, Bank Indonesia sepatutnya menjalankan intervensi di pasar valuta asing (Valas) lebih banyak, dan intervensi ini akan berdampak negatif pada likuiditas perbankan.
Terkecuali seandainya Bank Indoensia menjalankan sterilisasi dari intervensinya hal yang demikian dengan cara menambah kembali likuiditas di perbankan, baik dengan cara intervensi di pasar obligasi.
\\”Beberapa dimana pembelian SBN di pasar sekunder akan menambah likuiditas ataupun dengan perubahan tingkat GWM atau penurunan tingkat GWM dimana ini juga akan menambah supply rupiah di perbankan,\\” tutur dia.
Di sisi lain, seandainya penurunan suku bungan The Fed benar terjadi, Helmi memproyeksikan suku bunga Bank Indonesia atau BI-Rate akan berjalan lebih lambat dibandingkan The Fed.
\\”Alasan mengapa kami berekspektasi bahwa penurunan suku bunga BI-Rate ini akan lebih lambat dari The Fed ialah sebab kami memastikan diferensial suku bunga antara rupiah dan dolar yang ketika ini berada cukup sempit, selisihnya cukup sempit,\\” pungkasnya. kami sediakan banyak bonus untuk kalian temukan layaknya bonus new anggota dan bonus harian. Lantas kunjungi situs judi server slot hongkong ya!
The Fed: Masih Butuh Namun Bulan Sebelum Pangkas Suku Bunga AS
Sebelumnya, Gubernur Federal Reserve (The Fed), Christopher Waller mulai memberi sinyal penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) sudah di depan mata.
Namun, dia masih perlu diyakinkan sebelum mendorong pemangkasan dikerjakan dalam waktu dekat.
Dikutip dari CNBC International, Kamis (23/5/2024) Waller mengatakan dia tak berdaya upaya kenaikan suku bunga lebih lanjut akan dibutuhkan, memperhatikan data inflasi AS yang menonjolkan kenaikkan harga sudah mereda.
\\”Para pengelola bank sentral tak boleh mengatakan tak, tetapi data menonjolkan bahwa inflasi tak meningkat, dan aku percaya bahwa kenaikan lebih lanjut dalam suku bunga kebijakan mungkin tak dibutuhkan,\\” kata Waller, yang baru-baru ini bersikap hawkish.
Komentar hal yang demikian dikenalkan dalam ceramah yang sudah disiapkan untuk ceramah di hadapan Peterson Institute for International Economics di Washington.
Waller merujuk pada serangkaian data baru-baru ini, mulai dari penjualan ritel AS yang mendatar hingga penurunan sektor manufaktur dan jasa, yang menonjolkan bahwa kenaikan suku bunga The Fed sudah menolong meringankan beberapa permintaan yang berkontribusi pada tingkat inflasi tertinggi dalam lebih dari 40 tahun.
Namun kenaikan upah cukup solid, pasar daya kerja AS sudah menaikkan upah hingga mencapai tingkat yang konsisten dengan sasaran inflasi 2% yang diatur the Fed, sudah menonjolkan petunjuk-petunjuk penurunan.
Namun Waller mengatakan dia belum siap untuk mendorong penurunan suku bunga.
\\”Perekonomian kini tampaknya berkembang mendekati apa yang diharapkan oleh Komite\\”” katanya.
\\”Namun demikian, dengan tak adanya pelemahan yang signifikan di pasar daya kerja, aku perlu memperhatikan data inflasi yang baik selama beberapa bulan lagi sebelum aku dapat mendorong pelonggaran kebijakan moneter,\\” bebernya.